This is real story, I made it become an article from short interview at Cengkareng market last Thursday for my article project. The life story of this people were so touched. I'm very thank God now for my daily bread everyday,clothes that I use, family that I have, and my blessed life now. So, dont ever complaint your day, be thankful of your life from NOW !
THURSDAY , OCTOBER 28 , 2010

Sebelum menjadi pedagang sayur keliling, Pak Wahir bekerja di sebuah toko konveksi di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pekerjaan itu ditawarkan oleh tetangganya yang kebetulan adalah pemilik toko konveksi tersebut. Akan tetapi ia tidak nyaman akan pekerjaannya ini karena ruang lingkup yang kurang bebas. Maka, pada tahun 2000, ia mulai membangun usaha barunya dengan modal tabungannya sendiri yaitu berdagang sayur-mayur dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore. Dengan gerobak sederhananya ia menjual sayur-sayuran seperti cabai, bayam, jagung, kacang panjang, mentimun, tomat, wortel, kentang, buncis, tahu, tempe, aneka daun bawang, dan sayur lainnya. Selain itu, ia juga menjual buah-buahan seperti pisang, dan juga jajanan seperti kerupuk.
Pak Wahir sudah dikaruniai 2 orang anak perempuan, Adibah (10 tahun) dan Aminah (3 tahun) dari istrinya, Siti. Ia sangat bersyukur dapat menyekolahkan anak pertamanya yang sekarang sudah duduk di bangku kelas 6 SD 18 PAGI. Ia juga bersyukur akan kehidupannya sekarang ini, meskipun perekonomian keluarganya yang pas-pasan bahkan kekurangan. Meskipun ia termasuk orang yang miskin akan materi, tetapi tidak dengan rohaninya. Di tengah kesulitan hidupnya, ia masih ingat pada Tuhan dan menyempatkan diri untuk sholat, ia selalu berdoa dan meminta agar diberi kesehatan dan kehidupan yang berkecukupan.
Banyak suka duka yang sudah ia lalui selama menjalani aktivitasnya sebagai penjual sayur keliling. Mulai dari keluhan pelanggan akan sayur yang tidak segar sampai keadaan cuaca yang buruk seperti hujan dan banjir. Seperti senin kemarin ia terjebak hujan dan banjir yg tinggi, itu semua menghambatnya untuk berjualan. Bukan untung yang di dapat melainkan kerugian yang harus ditanggungnya. Tetapi semua itu ia jalani dengan sepenuh hati dan tanpa mengeluh sedikitpun. Terik matahari, baju dekil, topi kusam, handuk basah dan bau badan, semua itu tak pernah dihiraukannya karena dengan sayur-sayur inilah ia dapat menghidupi keluarganya, memberikan pendidikan yang tinggi kepada kedua anaknya agar anaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan ayahnya. Ia berharap agar anaknya menjadi orang yang sukses di kemudian hari, seperti orang-orang di perkotaan.
Berikut ini adalah hasil wawancara singkat dengan Pak Wahir.
T : Sudah berapa lama bapak
bekerja sebagai seorang penjual sayur keliling ?
J : Sudah hampir 10 tahun
dek.
T : Kenapa bapak memilih
berjualan sayur daripada yang lain ?
J : Kalau misalnya saya
punya modal lebih besar sih saya mau buka usaha di kampung,
disini dengan modal 500 ribu saja sudah bisa
jualan sayur, tapi kalau di kampung usaha
kecil-kecil begini susah lakunya dek. Harus
usaha yang lebih besar daripada ini.
T : Sayur yang bapak jual
asalnya darimana ? Bapak beli dulu kemudian dijual lagi ?
J : Semua sayur-sayur ini
saya beli di pasar cengkareng jam 5 pagi, kemudian saya mulai
jualan mulai jam 8 pagi. Yah setiap hari
beginilah hidup saya, pergi pagi pulang sore.
T : Kira-kira penghasilan
bapak sehari berapa yah ?
J : Gak tentu sih biasanya
dek, kalau lagi laku bisa sampai 60 ribu, kadang kalau hujan
cuma bisa 30 ribu atau bisa gak jualan kalau
terjebak banjir.
T : Jadi dengan penghasilan
segitu, apa cukup buat sehari-hari pak ?
J : Sejujurnya sih tidak
cukup dek, karena ada 2 tanggungan anak lagi. Istri saya tidak
bekerja, cuma jadi ibu rumah tangga aja.
Kalau gak cukup, yah saya cukup-cukupin.
Mau gimana lagi, kadang saya juga ngutang
sama tetangga untuk bayar uang sekolah
anak saya.
T : Apa penghasilan bapak
tiap hari hanya untuk keperluan sehari-hari ? Untuk keperluan
lainnya gimana pak ?
J : Kadang kalau ada rezeki
lebih, hasilnya bisa saya tabung, dan biasanya kalau ada
keperluan lain atau mendadak, saya bisa
memakainya.
T : Nah pak, setiap orang kan
pasti punya keinginan, kalau misalnya bapak ada kesempatan
atau cukup modal, bapak mau usaha apa selain
jual sayur keliling ini ?
J : Kalau saya punya modal
cukup saya mau buka usaha konveksi sendiri. Sebelumnya saya
sudah berpengalaman dalam konveksi tersebut,
jadi saya tahu sedikit banyak tentang
pekerjaan ini.
No comments:
Post a Comment